Inilah 3 Arsitek Indonesia yang Mendunia!

Arsitek Indonesia

Ketika melihat bangunan-bangunan tinggi khas ibu kota, kita biasanya terkagum-kagum dengan desain dan keindahannya. Namun, pernahkah terlintas di pikiran kita siapa perancang bangunan-bangunan yang megah itu?

Arsitek Indonesia perancang bangunan ternyata tidak dapat di pandang sebelah mata. Beberapa dari mereka telah diakui dunia dan mendapat beragam penghargaan.

Siapa saja ketiga orang tersebut? Simak artikel ini sampai selesai, ya!

Mahasiswa Arsitektur, Ini 3 Arsitek Indonesia yang Diakui Dunia

1. Ridwan Kamil

ridwan kamil sebagai arsitek Indonesia

Siapa yang tak kenal nama satu ini? Ridwan Kamil yang merupakan Gubernur Jawa Barat, ia adalah salah satu arsitek Indonesia terbaik yang ada saat ini.

Karya-karyanya di bidang arsitektur telah meraih banyak penghargaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Di antara karya-karya populernya, ada Rumah Botol yang menjadi huniannya bersama keluarga.

Dinding rumah tersebut terdiri dari enam puluh persen botol minuman berenergi yang dikumpulkan selama kurang lebih 6 bulan. Pengumpulan botol minuman tersebut dilakukan di Kota Bandung, Cirebon, dan sekitarnya.

Mungkin di antara kamu ada yang bertanya, kenapa botol? Jawabannya, karena botol dapat mengurangi suhu.

Ketika ada sinar matahari dari luar yang masuk, panasnya akan terperangkap di ruang hampa botol sehingga di dalam rumah akan tetap adem. Selain alasan ilmiah tersebut, beliau juga memiliki cita-cita untuk menjadikan “sampah jadi berkah”.

Rumah dengan konsep re-use sampah botol ini akhirnya mendapatkan penghargaan bangunan paling ramah lingkungan di benua Asia (Green Design Award) tahun 2009. Kiprah Kang Emil di luar negeri pun sungguh gemilang.

Beliau tercatat sebagai perancang dari proyek pembangunan Ningbo Newtown di Cina, Marina Bay Waterfornt di Singapura, Beijing Finance Street, dan Masjid Syaikh ‘Ajlin di Gaza, Palestina.

Sementara di dalam negeri, di antara karyanya adalah Masjid Al Irsyad, Masjid Al Safar, Museum Tsunami Aceh, dan lain-lain.

Baca Juga:

2. Achmad Noe’man

Achmad Noe’man arsitek sejuta masjid

Arsitek Indonesia Sejuta Masjid. Inilah julukan yang tersemat kepada Achmad Noe’man, seorang arsitek kelahiran Garut tahun 1924 yang telah banyak merancang desain bangunan rumah ibadah bagi kaum Muslim.

Beliau merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung yang mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi di Kentucky, Amerika Serikat.

Akan tetapi, keinginannya yang kuat untuk berkontribusi di Indonesia membuatnya memilih menjadi pengajar di almamaternya sekaligus membuka Biro Arsitektur Achmad Noe’man.

Prof. Achmad Noe’man juga merupakan salah satu pendiri Ikatan Arsitek Indonesia. Di antara rumah ibadah rancangan Achmad Noe’man adalah Masjid Salman ITB, Masjid Taman Ismail Marzuki Jakarta, Masjid At-tin, dan masih banyak lagi.

Sementara di luar negeri, beliau tercatat sebagai perancang mimbar Masjid Al Aqsa, Palestina pada tahun 1993 hingga 1994. Beliau juga perancang Masjid Soeharto di Bosnia, dan Masjid Syekh Yusuf di Afrika Selatan.

3. YB Mangunwijaya PR

YB Mangunwijaya PR arsitek Kampung code

Terakhir adalah YB Mangunwijaya PR. Beliau merupakan alumni Institut Teknologi Bandung yang melanjutkan studinya di Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule, Jerman.

Beliau merupakan perancang Bentara Budaya dan beberapa gereja tanah air. Karya lainnya yang fenomenal dan membekas di hati warga pinggir kali Code Yogyakarta adalah Kampung Code.

Romo Mangun (begitu beliau disapa) berhasil membangun kawasan kumuh pinggiran kali Code menjadi permukiman yang layak huni. Beliau mendesain bangunan pinggir kali dengan warna-warni dan gambar-gambar yang indah.

Bangunannya pun dibuat bertingkat untuk berjaga-jaga apabila terjadi banjir. Kampung Code sering dijadikan contoh untuk pembangunan permukiman yang terletak di pinggir kali.

Atas karyanya tersebut, beliau dianugerahi Aga Khan Award, sebuah penghargaan di bidang arsitektur yang mengedepankan nilai ramah lingkungan dan aspirasi masyarakat.

Beliau juga dianugerahi The Ruth and Ralph Erskine Fellowship tahun 1995 atas dedikasinya untuk wong cilik kampung Code.

Selain itu, beliau juga mendapat penghargaan sastra se-Asia Tenggara, Ramon Magsaysay Award, atas karya tulisnya yang berjudul Burung-Burung Manyar.

Beliau juga mendirikan Sekolah Dasar dan aktif dalam kegiatan pendidikan masyarakat. Itulah 3 arsitek Indonesia mendunia yang dapat kamu jadikan teladan untuk berprestasi di bidang arsitektur.

Semoga makin banyak mahasiswa-mahasiswa arsitektur tanah air yang mengikuti jejak mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *